Minggu, 15 Maret 2009

Another side of a cosmopolitan woman

A Very Yuppy Wedding A Very Yuppy Wedding by Ika Natassa


My review


rating: 2 of 5 stars
Tertarik membeli buku ini karena rekomendasi teman yang bilang bahwa ini ditulis oleh pengarang yang menulis Divortaire (padahal sampai detik saya menulis review ini, saya juga belum kesampaian baca Divortaire walaupun sudah beli. Duh, mbak Ika Natasha, maaf ya…). Alasan yang kedua adalah rasa penasaran saya atas cara penulisnya mengurai plot masalah yang sepintas terkesan klise dan sinetron-abis. Bagi saya tema seklise apapun bukan masalah, selama penyajiannay menarik dan inspiratif.




Ketika saya baca ringkasannya, saya sudah bisa menebak model cerita seperti apa yang akan saya nikmati. Itu sebabnya penggambaran kehidupan socialita elit dan nama brand terkenal maupun bahasa Inggris yang bertaburan di sana-sini tidak membuat saya terkejut. Terima kasih untuk mbak Ika Natasha saya jadi sedikit punya gambaran mengenai profesi banker, gaya hidup lajang elit dan merek-merek terkenal serta tempat-tempat gaul di Jakarta.



Walau demikian, saya tidak memungkiri beberapa hal yang membuat saya sedikit be-te ketika membaca buku ini. Iri itu jelas. Gaya hidup dan profesi para karakternya benar-benar bikin drolling (hehehe…). Gambaran fisik Andrea yang terkesan sangat Mary Sue (meminjam istilah di dunia fanfic untuk menggambarkan tokoh yang sempurna –cantik, pintar-kaya-berpacar tampan) membuat makin jealous. Untung karakter childish membuat rasa sirik saya dengan tokoh Andrea tidak berlanjut.

Karakter tokoh menjadi alasan lain yang membuat saya makin bete. Entah memang disengaja atau tidak oleh penulisnya, cara berpikir seorang Andrea Natasha memang terkesan kekanak-kanakan. Cara berpikir itu lebih pantas untuk anak ABG yang baru sekali dua kali punya pacar. Untungnya nasehat-nasehat tokoh Tania membuat saya berpikir, sepertinya karakter Andrea memang sengaja dibuat se-annoying itu oleh Mbak Ika.



Namun demikian, cara bercerita yang mengalir (walaupun gaya bahasa lo-gue bukan gaya bahasa favorit saya), plot yang enak diikuti (walaupun ternyata penyelesaiannyapun cukup biasa-biasa saja) membuat novel ini lumayan enak untuk dibaca, terutama bagi mereka penggemar cerita metropop atau roman popular dan tidak keberatan dengan gaya bahasa dan cara berpikir ala karakter teenlit.




View all my reviews.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar