Sabtu, 05 Desember 2009

Potret Keluarga di Kota Terpencil



Bukan penggemar dan pengikut setia perkembangan film, terutama film-film Hollywood tapi ingin menonton film-film yang bermutu dan bagus? Saya punya saran, pilih film-film Hollywood yang bernominasi. Nominasi Academy award, Golden Globe, Canes festival atau festival film lainnya (walaupun tidak selalu menjamin), cukup bisa dijadikan acuan untuk memprediksi kualitas sebuah film. Saya akui saya juga termasuk mereka yang mnggunakan daya tarik nominasi dan endorsement mereka yang lebih ahli saat memilih sebuah film.


What’s Eating Gilbert Grape adalah salah satu film yang cukup lawas tapi tidak bisa dilewatkan begitu saja. Sebagai penggemar film-film Leonardo di Caprio, film ini menjadi salah satu must be seen movie list saya. Sayangnya saya baru bisa mendapat film buatan tahun 1993 sekarang (haduh, itu sih lima belas tahun lalu…^^) Disutradari oleh Lassle Hallstrom dan dibintangi oleh Johny Deep, Leonardo di Caprio, dan Juliette Lewis, film ini menawarkan sebuah cerita drama yang menarik untuk diikuti (faktor eye candy bisa liat tampang keren Johny Deep waktu muda juga merupakan hibutran tersendiri ^^).

What’s Eating Gilbert Grape bercerita tentang kehidupan keluarga Grape yang tinggal di Edora, sebuah kota kecil yang sederhaana dan statis. Adalah Gilbert (Johny Deep) si anak sulung yang mengambil alih tanggung jawab sebagai kepala rumah tangga menggantikan ayahnya yang bunuh diri. Bersamanya tinggal ibunya, Bonnie Grape yang mengalami obesitas akut karena depresi atas kematian suaminya, dua orang adik perempuannya Ellen Grape, yang mengambil alih peran ibu rumah tangga keluarga Grape dan Amy, gadis yang mulai beranjak dewasa dan Arnie Grape (Leonardo di Caprio), kakak laki-laki Amy yang mengalami keterbelakangan mental. Dengan segala kekurangannya, keluarga Grape mencoba untuk terus bersama dan saling mendukung. Sementara Gilbert yang selama ini menganganggap hidupnya mungkin akan selamanya terikat dengan keluarganya bertemu dengan Becky (Juliette Lewis) yang mendorongnya untuk memikirka sebuah keinginan untuk dirinya.

Film ini menonjolkan sebuah tema keluarga yang menarik. Bagaimana Gilbert selalu melindungi Ernie, bagaimana anak-anak Grape mendukung Bonnie dan sikap mereka menghadapi masyarakat adalah beberapa hal yang bisa direnungi. Hallstron, sang sutradara juga memberikan banyak adegan yang memiliki makna implisit yang dalam. Kestatisan Endora digambarkan dengan rutinitas keluarga dan masyarakat yang cukup menarik. Rumah keluarga Grape yang terpencil, penekanan keramaian yang ditimbulkan saat Ernie memanjat menara air kota, atau saat pembukaan stand burger baru yang meriah, atau ketakjuban Gilbert saat memasuki supermarket kota cukup memberikan gambaran keterasingan Endora.

Hal yang tidak bisa dilewatkan adalah akting jenius dari Leonardo di Caprio sebagai Ernie Gilbert, pemuda berusia 18 tahun yang mengalami keterbelakangan mental. Bagi saya pribadi, terlepas dari kesukaan saya terhadap Leonardo, karakter Ernie benar-benar berhasil mencuri perhatian saya di setiap scene. Adegan atau tingkah laku kecil Ernie selalu menarik untuk disimak. Leonardo benar-benar berhasil menghidupkan peran ini dengan manis dan tidak berlebihan. Dia berhasil memunculkan sosok sweet and adorable little Ernie tanpa mengurangi atau melebihkan sifat keterbelakangan mentalnya. Walaupun di bagian akhir saya sempat dibuat heran bagaimana seorang Ernie Grape bisa menerima penjelasan Gilbert bahwa mereka akan membakar rumah bersama ibu mereka. Sayang sekali Hallstron tidak menggambarkan pembicaraan apa yang terjadi di antara mereka hingga Ernie tiba-tiba berubah menjadi sedikit lebih dewasa. Namun kemampuan akting Leonardo di sini cukup mengagumkan. Tidak heran kalau dia bisa mendapat nominasi Academy Award sebagai peran pembantu terbaik.

Pokoknya, bagi penggemar film nuansa drama, What’s Eating Gilbert Grape tidak boleh dilewatkan. Saya rekomendasikan ini sebagai must be seen movie ever ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar