Sabtu, 05 Desember 2009

Sebuah Dunia Remaja


Judul Buku: Lovasket
Penulis: Luna Torashyngu

Ketika saya bertanya pada seorang murid saya tentang novel teenlit yang layak baca, dia merekomendasikan sejumlah buku yang menurutnya menarik. Salah satunya Lovasket. Seperti novel teenlit kebanyakan, Lovasket juga bercerita tentang dunia remaja yang penuh dengan permasalahan sekolah, persahabatan, cinta dan keluarga. Gaya penyampaian Luna yang tetap berpaku pada kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan tidak meninggalkan kekhasan dunia remaja yang gaul dan santai membuat novel ini (menurut saya) tetap enak dibaca oleh berbagai kalangan.

Lovasket menawarkan sebuahh kisah kehidupan seorang remaja bernama Vira, seorang anak kaya yang tadinya bersekolah di sekolah elit, Altavia. Ketika ayahnya dituduh korupsi, Vira dan keluarganya terpaksa harus rela kehilangan seluruh harta kekayaan yang disita negara. Vira dan keluarganya terpaksa pindah ke lingkungan yang biasa-biasa saja dan masuk ke sekolah negri pinggiran. Vira mendapatkan sikap teman-teman elit yang selama ini dikenalnya mendadak berubah. Sementara di sekolah yang baru, Vira disibukkan oleh Niken, ketua OSIS yang terus saja membujuk Vira agar bersedia menghidupkan kembali klub basket sekolah itu. Perjuangan Vira bukannya tanpa liku. Tantangan terakhirnya adalah membawa tim sekolah barunya berhadapan dengan raksasa basket, tim basket Altavia, sekolah lamanya.

Plot semacam ini bisa dibilang bukan plot asing lagi dalam kisah-kisah teenlit. Saya merasa diingatkan dengan plot film Hollywood "Bring it On 2" yang secara garis besar mirip dengan kisah ini. Bedanya, Lovasket bermain-main dengan basket sementara "Bring it On 2" bermain-main dengan dunia cheerleader. Saya nyaris meremehkan cerita ini dan berkomentar “Ih, niru film barat nih…” Untuk membuktikan hipotesa itu saya mencoba bertahan dengan terus membaca novel sampai selesai. Dan ternyata saya keliru.

Luna betul-betul pandai dalam membangun plot cerita. Awalnya plot yang ditawarkan memang mirip dengan tema kebanyakan. Namun Pengembangan plot yang kaya dan cantik membuat kesan itu makin pudar setiap kita membuka halaman demi halaman novel ini. Cara Luna mendeskripsikan basket dan menjalin masalah demi masalah khas remaja sungguh oke. Kisah tambahan Niken dan ancaman pembubaran ekskul basket oleh kepala sekolah baru Vira saya anggap sebagai twist yang kreatif dari sebuah plot klise.

Selama ini saya selalu meremehkan novel-novel tema teenlit. Tapi untuk Luna dan Lovasketnya, sepertinya saya harus melakukan standing ovation seperti yang dilakukan oleh Stephanie, mantan kapten basket Altavia terhadap Vira dan tim basket barunya. Dengan gaya ringan khas teenlit, Lovasket mampu menyampaikan pesan-pesan bagi para remaja tentang persahabatan, kompetisi dan prestasi.

Buat yang suka cerita teenlit yang berbobot dan mengalir tanpa lovey-dovey stuff yang kental, Lovasket benar-benar saya rekomendasikan. Eh, saya dengar katanya ini sudah dibuat versi FTVnya. Ada yang udah nonton? Sama asyiknya dengan novelnya kah?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar